cara masuk surga 82 ( In Syaa Allah )

Bismillaahirrahmaanirraahiim
( Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang )

Sikap PERTENGAHAN dalam menghadapi
PEPERANGAN sesama
kaum MUSLIMIN
( insya allah )

Wahai Pembaca Yang Budiman ….! Apabila kita mempelajari kandungan Alqur’an Al-kariim kemudian kita mempelajari Hadits Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam tentang kehidupan Salaf Sholeh Maka Insya Allah kita akan dapati, Mereka itulah ( Salaf Sholeh ) adalah generasi terbaik PILIHAN Allah ‘azza Wa Jalla.
Mereka itulah yang di sabdakan Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa sallam :
“Sebaik-Baik Generasi adalah Generasiku (Para Shahabat Radiallahu ‘anhum ), kemudian Generasi Setelahnya ( Tabiin ), Kemudian Generasi Setelahnya (Tabiut Tabiin ). ( H.R. Bukhari & Muslim )
Wahai Pembaca yang budiman ! Sesungguhnya TEMA yang akan di bahas Pada KALI ini insya Allah adalah SIKAP PERTENGAHAN DI DALAM MENGHADAPI PEPERANGAN SESAMA KAUM MUSLIM
( INSYA ALLAH )

Wahai Pembaca Yang Budiman …! Sebelum kita mengambil sikap terhadap Perpecahan atau Peperangan yang terjadi Sesama Kaum Muslimin , Alangkah Baiknya Insya Allah , Permasalahan ini Kita Kembalikan Kepada Allah dan Rasul NYA …..Agar Kita Insya Allah Dapat Mengambil ISTINBAT Hukum atau Kesimpulannya Secara Benar dan Tepat Insya Allah. Hal tersebut Sebagaimana Firman Allah ta’aalaa yang Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman TAATILAH ALLAH dan TAATILAH RASUL serta Ulil Amri diantara kalian. Kemudian apabila kalian berselisih dalam suatu perkara hendaklah kalian kembalikan kepada Allah dan Rasul, jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir, hal itu lebih baik bagi kalian dan lebih bagus hasilnya.” (QS. An-Nisaa’: 59)
Wahai Pembaca Yang Budiman Di Dalam Ayat Di atas Kita di Perintahkan Oleh Allah Subhaanaahuwata’aalaa untuk Kembali Kepada Alqur’an Dan Assunnah Apabila Terjadi Perselisihan Pendapat atau Perbedaan Pendapat Di antara Kaum Muslimin, Seandainya Hal Yang Lebih Kecil Seperti Perbedaan Pendapat Sahaja Kita Di Perintahkan Oleh Allah ‘Azza Wa Jalla Untuk Kembali Kepada Alqur’an Dan Sunnah , APALAGI Hal Ini Berkaitan Dengan PEPERANGAN Antar Kaum Muslimin ,tentulah Lebih WAJIB Lagi Kita Mengembalikannya Kepada Allah ‘Azza Wa Jalla dan Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa sallam. Dan Setelah KITA Mengetahui Bahwasanya Permasalahan Segala Sesuatu Itu Harus Di Kembalikan Kepada Alqur’an Dan Assunnah, Maka Yang Ketiga Adalah Menyesuaikan Alqur’an Dan Assunnah Ini Kepada Pemahaman Generasi Yang Lebih Mengetahui Dan Lebih Paham Daripada Kita Dalam Memahami Alqur’an Dan Assunnah Yaitu Generasi Salaf Sholeh ( Yaitu Para Shahabat Rasulullaah Shallallaahu’alaihi wa sallam ) . Karena Generasi Salaf Sholeh ( Yaitu Para Shahabat Rasulullaah Shallallaahu’alaihi wa sallam ) adalah Generasi Terbaik Yang telah Mendapat REKOMENDASI Dari Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa sallam. Hal Ini Sebagaimana Sabda Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa sallam Yang Artinya :
“Sebaik-Baik Generasi adalah Generasiku (Para Shahabat Radiallahu ‘anhum ), kemudian Generasi Setelahnya ( Tabiin ), Kemudian Generasi Setelahnya (Tabiut Tabiin ). ( H.R. Bukhari & Muslim )
Dan Di dalam Riwayat Yang Lain Rasulullah Shalllallaahu’alaihi wa sallam Bersabda Yang Artinya :
“ Umatku akan Berpecah Menjadi 73 Golongan, Semuanya di Neraka Kecuali 1 Golongan, Mereka ( Shahabat ) bertanya : Siapakah 1 Golongan Itu Wahai Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam ? “ Beliau Menjawab, “ Apa Yang Ada Padaku ( Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ) dan Shahabat-Shahabatku Pada hari ini “
( H.R. Turmudzi dan Di Shahihkan Oleh Albani ).

Ibnu Uyaynah Rahimahullaah berkata, “Amr bin ‘Ash berkata, “Orang yang BERAKAL bukanlah orang yang mengetahui MANA YANG BAIK dan MANA YANG BURUK, tetapi orang yang BERAKAL adalah orang yang mengetahui mana yang LEBIH BAIK di antara DUA KEBURUKAN.” (Siyar A’lamin Nubala 3/74).
1. Adapun Di dalam Alqur’an Di Sebutkan Dalam Menghadapi Perpecahan Ataupun PEPERANGAN Sesama Kaum Muslimin. Allah ‘Azza Wa jalla Berfirman Yang Artinya :

“ Dan Berpegang Teguhlah Kalian Kepada Tali Agama Allah Seluruhnya Dan Janganlah Kalian Berpecah Belah “ ( QS : Al-Imran : 103 )

Kemudian Di Dalam Ayat Yang Lain Di Sebutkan Yang Artinya :

“ Maka Bertakwalah Kalian Kepada Allah Dan Perbaikilah HUBUNGAN Di Antara Kalian , Dan Taatlah Kepada Allah Dan Rasul NYA Jika Kalian Memang Orang Orang Yang BERIMAN “ ( QS Al Anfaal : 1 )

Kemudian Di Dalam Ayat Yang Lain Di Sebutkan Yang Artinya :

Sesungguhnya Orang-Orang Yang Beriman Itu BERSAUDARA, Maka DAMAIKANLAH Diantara DUA Saudara Kamu ( Yang Bertikai Itu ), Dan Bertakwalah Kepada Allah Supaya Kalian Di Rahmati ( QS Al-Hujurat : 10 )

2. Adapun Dizaman Rasulullaah shallallaahu’alaihi wa sallam Rasulullaah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda yang artinya adalah :

“ Sesama MUSLIM itu adalah SAUDARA bagi Muslim Yang Lain ( H.R. Muslilm)
Dan Juga Diriwayatkan Dari riwayat Yang lain Rasullullaah shallallaahu’alaihi wa sallam Bersabda Yang Artinya :
“ Bertakwalah kalian kepada Allah dan Sambungkan Silaturrahiim ( H.R. Bukhori )
Dan Juga Diriwayatkan Dari riwayat Yang lain Rasullullaah shallallaahu’alaihi wa sallam Bersabda Yang Artinya :
“ Orang Mu’min Yang Satu , dengan Orang mu’min
Yang Lain. Bagaikan Satu Bangunan yang satu sama lain Saling Menguatkan
( H.R. Bukhori Muslim )
Dan Juga Diriwayatkan Dari riwayat Yang lain Rasullullaah shallallaahu’alaihi wa sallam Bersabda Yang Artinya :
“ Allah Akan Senantiasa Menolong hamba-NYA Selama Hambanya Senantiasa Menolong Saudaranya “ ( H.R Muslim ).
Dan Juga Diriwayatkan Dari riwayat Yang lain Rasullullaah shallallaahu’alaihi wa sallam Bersabda Yang Artinya :
“ Tidak Beriman Seseorang ( Dengan Iman Yang Sempurna ) Di antara Kalian Sehingga dia Mencintai Saudaranya Sebagaimana dia Mencintai Dirinya “
( H.R. Bukhori Muslim ).
Dan Juga Diriwayatkan Dari riwayat Yang lain Rasullullaah shallallaahu’alaihi wa sallam Bersabda Yang Artinya :
“ Tidak Boleh Seseorang Muslim Itu Memutuskan Hubungan Dengan Saudaranya Lebih Dari Tiga Malam Dengan Berpaling Daripadanya Bila Bertemu, Sedangkan Yang Paling Terbaik Diantara Keduanya Adalah Yang Lebih Dahulu Mengucapkan Salam ( H.R. Bukhori Muslim ).
Dan Juga Diriwayatkan Dari riwayat Yang lain :
Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin ‘Umar Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari ‘Ali bin Mudrik dari Abu Zur’ah bin ‘Amru bin Jarir dari Jarir bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada waktu haji Wada’ berkata kepada Jarir agar menyuruh orang-orang diam. Lalu beliau bersabda: “Janganlah kalian kembali menjadi KAFIR sepeninggalku, sehingga sebagian KALIAN MEMENGGAL leher sebagian yang lainnya.” ( H.R. BUKHARI No 4053 )
3. Adapun Dalil Dari SALAF SHOLEH ( generasi Terbaik umat Islam ) Insya Allah Sebagai Berikut :
Adapun Di Zaman Para Shahabat Radiallaahu ‘anhum Khususnya Di Zaman Akhir dari KEKHALIFAHAN Ali Bin Abi Tholib Rodiallaahu’anhu Kaum Muslimin pun Pernah Mengalami Zaman PERPECAHAN atau PEPERANGAN Di Antara Mereka Padahal Di Zaman Mereka Para Shahabat Adalah Zaman KEEMASAN Islam, Zaman Dimana Pada Saat Itu adalah Sebaik-baik Zaman ( Khairul Quruun ) . Hal Ini Sebagaimana Sabda Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa sallam Yang Artinya :
“Sebaik-Baik Generasi adalah Generasiku (Para Shahabat Radiallahu ‘anhum ), kemudian Generasi Setelahnya ( Tabiin ), Kemudian Generasi Setelahnya (Tabiut Tabiin ). ( H.R. Bukhari & Muslim )
Walaupun Demikian Keadaanya ….. TETAPLAH Zaman Tersebut Merupakan Zaman KEJAYAAN atau KEEMASAN Umat ISLAM , Dimana Zaman Zaman Sesudahnya tidak akan Ada lagi Zaman Yang Bisa Menandingi Zaman itu ( Insya Allah ). Wahai Pembaca Yang Budiman …..! Insya Allah Semua Yang Terjadi Di Muka Bumi Ini Semuanya Tidak Terlepas Dari TAKDIR Dari Allah ‘Azza Wa Jalla. Baik Itu Takdir Baik Ataupun Takdir Buruk Akan Tetapi Dari Sisi Buruknya Itu Tidak Di Nisbatkan ( Di Sandarkan ) Kepada Allah ‘zza Wa Jalla Akan tetapi Dari Sisi Takdir Buruk ( Menurut Manusia Padahal Di Sisi Allah ‘Azza wa jalla Tidaklah Buruk ) Akan Melahirkan HIKMAH yang SANGAT LUAR BIASA yang tidak di ketahui oleh Manusia. Wahai Pembaca Yang budiman ! Mungkin PEPERANGAN yang terjadi Di antara para SHAHABAT Rasulullaah Shallallaahu’alaihi wa sallam Setelah Sepeninggal Rasulullaah Shallallaahu’alaihi wa sallam itu Menurut Sebagian Besar manusia Itu merupakan SUATU KEBURUKAN , Padahal Jika Kita Melihat Insya Allah Dari Sisi Segi Dalil Syarii Insya Allah itu merupakan Suatu Yang Sudah Di TAKDIRKAN oleh Allah ‘ Azza Wa Jalla Yang Maha Kuasa Dalam Membuat Takdir ( yaitu Takdir Kauniyyah NYA ) dimana Dari Sisi Takdir KauniyyahNYA Ini Akan Menghasilkan HIKMAH – HikMAh Yang Sempurna Insya Allah. Wahai Pembaca Yang Budiman ! Dan Hikmah Yang Bisa Kita Ambil ( Insya Allah ) Dari PErpecahan, Pertikaian atau Peperangan Yang Terjadi Di KaLANGAN Para Shahabat Radiallaahu’anhum Ajma’iin adalah Salah Satunya adalah Kita Bisa Mengambil Pelajaran Insya Allah , Bagaimana Kita BERSIKAP Seandainya Benih Benih PEPERANGAN atau API API Peperangan Kembali TERJADI lagi di antara Kaum Muslimin Sesudah Zaman Para Shahabat Radiallaahu’anhum ( Wallahu a’lam Bis showaab ) .
Adapun Sebagian Kisah PEPERANGAN yang Terjadi Di Zaman Para Shahabat Radiallaahu’anhum itu adalah Perang SIFFIN , dan Siffin adalah nama sebuah daerah di tenggara Kota Raqqah, Suriah. Perang Siffin terjadi antara pasukan Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah bin Abi Sufyan radiallaahu’anhum dimana Ketika itu Ali Bin Abi tholib Radiallaahu’anhu Sebagai KHOLIFAH sedangkan Muawiyyah Radiallaahu’anhu Sebagai Gubernur atau Rakyat. Wahai Pembaca Yang Budiman … !
Perang saudara itu terjadi pada 1 Shafar tahun 37 H/ 26-28 Juli 657 M. PERANG SAUDARA pertama dalam sejarah peradaban Islam itu terjadi pada zaman FITNAH BESAR.
PERANG SAUDARA itu terjadi akibat ULAH dan PROVOKASI dari pengikut ABDULLAH BIN SABA. Karena dendam lama pengikut ABDULLAH BIN SABA’ terhadap MUAWIYAH Radiallaahu’anhu yang memantik pertempuran itu. ABDULLAH BIN SABA menurut sebuah riwayat adalah seorang Rabbi Yahudi yang masuk Islam pada masa KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN dan kemudian melakukan MAKAR. Kelompok ABDULLAH BIN SABA berupaya menebar FITNAH untuk menjatuhkan citra pejabat Negara. Dan Kelompok pengikut ABDULLAH BIN SABA atau SABAIYAH inilah yang membunuh KHALIFAH UTSMAN RADIALLAAHU’ANHU . Setelah terbunuhnya USTMAN radiallaahu’anhu Oleh Kelompok SABAIYYAH, Ali bin Abi Thalib Radiallaahu’anhu dibaiat penduduk Madinah, tidak lama setelah Ustman Radiallahu’anhu terbunuh oleh kelompok SABA’IYAH, Muawiyah Radiallaahu’anhu tetap menjabat sebagai Gubernur Syam. Penyebab meruncingnya hubungan Ali dan Muawiyah Radiallaahu’anhumaa adalah adanya para “PROVOKATOR” dalam barisan Khalifah Ali bin Abi Thalib yang ingin memerangi Muawiyah yaitu Kelompok ABDULLAAH BIN SABA ini.
Sebenarnya, tak ada perselisihan antara Ali dan Muawiyah Radiallaahu’anhumaaa . Yang ada perselisihan antara pengikut ABDULLAH BIN SABA’ dan Muawiyah Radiallahu’anhu . Terlebih, Muawiyah Radiallahu’anhu Menuntut dilakukannya hukuman hadd atau Qishos kepada kelompok ABDULLAAH BIN SABA atas terbunuhnya UTSMAN Radiallaahu’anhu Sedangkan Ali Radiallaahu’anhu Menginginkan Stabilitas Negara harus di Stabilkan Terlebih dahulu Dan Mengharuskan Muawiyyah bin Abi Sofyan MEMBAIAT Beliau ( Ali bin Abi tholib Radiallaahu’anhu ) Kemudian Barulah Setelah kondisi Negara Dalam Keadaan STABIL dan Muawiyyah Radiallahu ‘anhu Sudah Berbaiaat maka Kemudian Mencari Pembunuh USTMAN Radiallaahu’anhu Lebih Mudah Insya Allah, Hal ini Bukan Berarti Ali Radiallaahu’anhu Melindungi Pembunuh Ustman Tidak Sama Sekali Insya Allah, sedangkan Muawiyyah Radiallahu ‘anhu Menginginkan Khalifah Ali Radiallaahu’anhu Segera Mungkin Harus Mencari Pembunuh Khalifah Ustman Radiallaahu’anhu untuk Di adili di karenakan Muawiyyah radiallahu’anhu adalah Sepupu USTMAN BIN AFFAN sehingga mempunyai Hak untuk Menuntut BALAS ( atau QISHOS ) Wallahu a’lam akan tetapi dari masalah ini yang Benar adalah di Pihak Ali Bin Abi tholib sebagai SANG KHOLIFAH atau PRESIDEN adapun MUawiyyah radiallahu’anhu BELIAU hanyalah BERIJTIHAD dan Insya Allah Kita Semua Sama sama MENGETAHUI Bahwasanya Apabila SEORANG Yang IA Ahli dalam BERIJTIHAD ( Mengusai Ilmu agama secara Keseluruhan ) kemudian Ia BERIJTIHAD kemudian Jika IJTIHADNTA BENAR maka ia Mendapat DUA Pahala dan Jika SALAH maka Insya Allah Ia Hanya Mendapat Satu Pahala Dan Mudah- Mudahan Kesalahanya Diampuni oleh Allah ‘azza wa jalla Yang Maha Pengampun Insya Allah. Wahai Pembaca Yang Budiman ….. ! Di Karenakan Banyaknya Pengadu Domba Di Kalangan Pengikut Abdullah Bin Saba Inilah Maka PERMASALAHAN Semakin MERUNCING, Maka Terjadilah FITNAH BESAR SEJARAH PERTAMA KALI Perang SAUDARA antar Kaum Muslimin yang terjadi di daerah SIFFIN Dan Hal Ini terjadi Di Kalangan Salaf Sholeh Kita Khususnya Di Zaman Para Shahabat Radiallahu’anhum Ajma’iin.

Dimana Di dalam PEPERANGAN SIFFIN ini Para Shahabat Radiallaahu ‘anhum TERBAGI menjadi 3 KELOMPOK :
1. Kelompok Pertama yaitu Kelompok Yang Berijtihad dan Menurut Mereka Kebenaran ada di pihak Ali Radiallaahu’anhu Melawan Kelompok Muawiyyah Radiallaahu’anhu Dan Di antara Shahabat Yang Masuk Dalam Kubu Ali Radiallaahu’anhu adalah Amar Bin Yasir Radiallaahu’anhu.

2. Kelompok Kedua Yaitu kelompok Yang Berijtihad dan Menurut Mereka Kebenaran ada di Pihak Muawiyyah Radiallaahu’anhu, Sehingga Mereka Berperang Melawan Ali Radiallaahu’anhu. Dan Diantara Shahabat Yang Masuk Kubu Muawiyyah Radiallaahu’anhu adalah Amru Bin Ash Radiallaahu ‘anhu.

3. Sedangkan Kelompok Yang Ketiga Ini adalah Kelompok Yang NETRAL ( Tidak memihak Kemana mana ) Kelompok Yang Berusaha ( Insya Allah Mendamaikan antara Kedua Golongan Yang Bertikai atau Berlaku WASAT atau Pertengahan ), Dan diantara yang Masuk Kedalam Golongan Ini adalah Abu Musa Al-As’ariy Radiallaahu’anhu.

Wahai Pembaca yang Budiman …. ! Akhir Dari Peperangan Siffin tersebut adalah Terbunuhnya dari Pasukan Irak Ali Bin Abi Tholib Rodiallaahu’anhu kurang lebih 25000 dan dari Pasukan Syam Pasukan Muawiyyah Rodiallaahu’anhu Kurang Lebih Mencapai 45000 akan tetapi Wallaahu a’lam Bisshowaab ada juga sebagian ulama mengatakan Angka tersebut kurang Cermat Wallaahu’alam, Di karenakan Banyaknya Korban di Kedua Belah Pihak, Maka Pihak Penduduk Syam atau Muawiyyah Mengangkat Alqur’an Tanda BERDAMAI Begitu pula di Pihak Pasukan Iraq Ali Radiallahu’anhu di karenakan Melihat Banyaknya KORBAN JIWA Akhirnya Kedua KUBU atau PASUKAN itu Menerima PERDAMAIAN itu , Dan Peristiwa itu Di Kenal Dengan Peristiwa Tahkim ( Al-Hamdulillah ).
Wahai Pembaca yang Budiman ! Ketika Perang Siffin Telah selesai …LIHATLAH Bagaimana Akhlaq Sang Kholifah Ali bin Abi Tholib Melewati Korban Perang Kemudian Memerisa Korban Dan Mendoakan Mereka ( Padahal Korban Itu adalah Lawan beliau Pada saat itu Yaitu Pasukan Muawiyyah yang Masih Mu’min Insya Allah ). Seorang Saksi Sejarah Berkisah “ Aku Melihat Ali Radiallaahu’anhu Duduk Di Punggung Bighol , Beliau Berkeliling di antara para korban, Saat Ali Radiallaahu ‘anhu memeriksa para korban, ia di damping Alasytar, Ali Radiallaahu’anhu melewati seorang laki laki yang menjadi korban, laki-laki ini adalah seorang hakim dan Ahli Ibadah yang terkenal di Syam, maka Alasytar berkata dalam sebuah riwayat Adi Bin hatim “ Wahai Amiirul Mukmiiniin , Apakah HABIS Bersama Mereka ? Demi Allah , dia adalah orang Mukmin. Maka Ali Radiallahu’anhu Menjawab , “ hari inipun ia tetap MUKMIN .”.
( Di Kutip dari Buku Muawiyyah Bin Abi Sofyan Prestasi Gemilang Selama 20 Tahun Menjadi Gubernur dan 20 Tahun Sebagai Kholifah Hal 215 Oleh DR. Muhammad As-shollabi )
Ada Kemungkinan laki-laki yang terbunuh itu adalah seorang hakim yang pernah datang kepada Umar Bin Khottob Radiallaahu’anhu dan ia ( hakim yang akan terbunuh nantinya ) berkata , “ Wahai Amiirul Mu’miniin ( Umar Bin Khottob Radiallahu’anhu ) aku ( hakim tersebut ) Bermimpi yang membuatku ngeri. “ Umar Radiallahu’anhu bertanya. “ Apa ?” Ia ( Hakim tersebut ) Menjawab , “ Aku melihat MATAHARI dan REMBULAN bertikai sedangkan BINTANG-BINTANG di antara KEduanya terbagi Menjadi Dua. Umar ( radiallahu’anhu ) Bertanya : kamu Bersama Siapa ? ia ( hakim tersebut ) Menjawab : Bersama Rembulan Melawan Matahari . maka Umar ( Radiallahu’anhu Berkata, “ Allah Ta’aalaa Berfirman yang artinya :

“ Dan kami Jadikan malam Dan Siang sebagai dua tanda ( kebesaran kami ), kemudian kami hapuskan tanda malam dan Kami Jadikan tanda siang itu TERANG BENDERANG “ ( QS. Al Israa : 12 ))
Kemudian Umar ( radiallahu’anhu ) berkata : Pergilah dan jangan berkerja untukku selamanya, “ Orang Yang Meriwayatkan Hadis ini berkata, “ Aku Mendengar Bahwa laki-laki itu ( hakim tersebut ) terbunuh di perang Siffin dalam Barisan Muawaiyyah.”
( Di Kutip dari Buku Muawiyyah Bin Abi Sofyan Prestasi Gemilang Selama 20 Tahun Menjadi Gubernur dan 20 Tahun Sebagai Kholifah Hal 216 Oleh DR. Muhammad As-shollabi )

Wallahu a’lam Mungkin Barisan Muawiyyah itu di Ibaratkan ( Rembulan dalam Mimpi Tersebut ) Sedangkan MATAHARI nya adalah Khalifah Ali Bin Abi tholib Radiallahu’anhu sedangkan Bintang bintang Adalah Para Shahabat Secara Umum Radiallahu’anhum ajma’iin. ( Di riwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-mushonnaf 11/74 dengan sanad terputus )
kemudian Ali Berdiri di depan korban-korban perang, baik dari pihaknya maupun dari pihak Muawiyyah Radiallaahu’anhumaa. Kemudian ia ( Ali Radiallahu’anhu ) Berkata : Semoga Allah Mengampuni kalian, Semoga Allah Mengampuni Kalian. “ Dan Beliau Mengucapkan itu untuk Kedua Kubu ( Khilafah Ali bin Abi tholib, Abdul Hamid, hal 250. Tanzih lil khol al-mu’miniin ).
Wahai Pembaca Yang Budiman …! Peperangan Yang terjadi Antar Kaum Muslimin Khususnya yang terjadi di antara Para SHAHABAT Rasulullaah Shallallaahu’alaihi wa sallam itu SANGAT MENYEDIHKAN hati bahkan SANGAT MENYAYAT – NYAYAT Hati Seolah olah Bumi ini akan Runtuh Karena BERTEMUNYA DUA PASUKAN BESAR di MEDAN PERTEMPURAN YANG KEDUA PASUKAN BESAR INI adalah ORANG _ ORANG YANG BERIMAN KEPADA ALLAH ‘Azza wa jalla ………..bagaimana tidak wahai Pembaca Yang Budiman …! Para shahabat Rasulullah shallaallahu’alaihi wa sallamitu adalah Teman teman Rasulullah shallallaahu’alaihiwa sallam SEPERJUANGAN Baik dalam Keadaan Susah, sempit ataupun Lapang Mereka Selalu BERSAMA SAMA, Bahkan Mereka Semua Secara Umum adalah Kekasih , Shahabat Yang Sangat di Cintai Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam , Akan tetapi wahai pem baca Yang Budiman ,…. Semua Yang Telah terjadi itu Sudah Di tetapkan Oleh Allah Ta’aalaa atau di takdirkan Oleh Allah ‘azza wa jalla , dan tidak ada yang BURUK pada sesuatu yang Allah Ta’aalaa TAKDIRKAN agar dari KISAH diatas Kita Semua Kaum MUSLIMIN pada SAAT ini Dapat Mengambil IBRAH atau PELAJARAN di suatu saat NANTI Insya Allah agar PERISTIWA yang MEMILUKAN Hati Itu Tidak TERULANG KEMBALI ( Wallahu a’lam Bisshowaab )
Wahai pembaca yang Budiman …! Berdasarkan Dalil dalil Alqur’an dan Sunnah Serta dalil dari Salaf Sholeh insya Allah, Menunjukkan bahwasanya PERTIKAIAN , PERPECAHAN dan PEPERANGAN antara Kaum Muslimin Ternyata Memang Sudah Di Peringatkan dan bahkan Pernah terjadi Di Zaman Keemasan Islam Dan Alhamdulillah telah Di Jelaskan Di dalam Alqur’an Dan Sunnah Bahkan Periistiwa tersebut Langsung Di Alami Oleh Salaf Sholeh Kita.
Wahai Pembaca Budiman …. ! PEPERANGAN antara Sesama Kaum MUSLIMIN adalah FITNAH Atau Ujian Dari Allah Ta’aalaa ….Oleh Sebab itu Wahai Pembaca Yang Budiman ….. ! Dalam Menghadapi Fitnah ( Ujian ) Tersebut maka Hendaklah Hal yang Pertama kali Kita Lakukan Insya Allah adalah :
1. Yang Pertama BERDOA Kepada Allah ta’aalaa agar Di Jauhkan dari Berbagai Macam FITNAH ( Baik Fitnah SYUBHAT ataupun SYAHWAT ),

2. Yang Kedua Berdoa Kepada Allah Ta’aalaa Untuk Meminta Ilmu Yang Bermanfaat ……. Yaitu Ilmu yang Bisa Membedakan Mana Yang Benar dan Mana Yang Salah dan jika seandainya kita sudah di berikan Pemahaman Yang Benar dan Yang Salah Oleh Allah ‘azza wa jalla, maka Berdoalah kepada Allah ‘azza wa jalla agar kita Bisa Mengikuti KEBENARAN itu dan Berdoa agar Kita Bisa MENJAUHI KESALAHAN atau KEBATILAN itu ,

3. Yang Ketiga Berdoa Agar Kita Selalu Di Tunjuki Jalan Yang Lurus,

4. Yang Ke empat Berdoa Kepada Allah Ta’aalaa agar kita Selalu ISTIQOMAH Di atas SUNNAH Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa sallam dan Berdoa agar KITA di matikan dalam Keadaan Husnul Khootimah di atas ISLAM dan di atas SUNNAH.

5. , Yang Kelima Berdoa Kepada Allah Ta’aalaa Bagaimana Caranya KITA Bisa Beramar Ma’ruf dan Nahi Mungkar Di Zaman FITNAH ini .

6. Yang Ke enam Berdoa Kepada Allah Ta’aala agar Kita dan Keluarga serta saudara kita dan Kaum MUSLIMIN pada Umumnya agar Kita semua di hindarkan dari Segala Macam Bentuk MUSIBAH dan MALAPETAKA.

7. Yang Ke Tujuh BERDOA Kepada Allah ta’aalaa agar KITA Bisa BERSABAR di dalam Menghadapi FITNAH tersebut.

8. Yang Ke Delapan Berdoalah Kepada Allah Ta’aalaa aagar KITA Bisa Bersikap WASAT Atau PERTENGAHAN di Antara Kaum MUSLIMIN Yang BERPERANG…. Atau Tidak Memihak atau BERSIKAP NETRAL .

9. Yang Ke Sembilan BERDOA Kepada Allah ta’aalaa agar Kita Bisa Berusaha Untuk MENDAMAIKAN PIHAK PIHAK yang BERPERANG Jika tidak Bisa MENDAMAIKAN maka Berdoalah Kepada Allah ta’aalaa agar kita Bisa MENJAUH Sejauh Jauhnya dari Fitnah Tersebut.

10. Yang Ke Sepuluh Berdoalah Kepada Allah Agar Kita Bisa TABAYYUN dalam menerima SUATU BERITA ….
Karena di zaman FITNAH, akan berkembang segala bentuk ISU maupun PROVOKASI, maka WAJIB bagi SETIAP MUSLIM untuk TELITI menerima berita, dengan mengecek kebenarannya, MELIHAT dari mana SUMBERNYA,dan tidak TERGESA-GESA menyebarkannya SEKALIPUN BENAR adanya-jika dikhwatirkan akan menjadi FITNAH.
Allah-ta’ala memerintahkan kita untuk mengecek berita jika datang dari orang yang tidak jelas, apalagi fasiq agar tidak muncul penyesalan dibelakang hari, dalam firmannya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.QS: alhujurat: 6,

11. Yang Kesebelas, Berdoalah Kepada Allah Ta’aalaa agar kita di berikan KEYAKINAN oleh Allaah ‘Azza wa jalla Bahwasanya PERTOLONGAN ALLAH itu Dekat Insya Allah ……. Wallaahu a’lam Bis showaab

Wahai Pembaca Yang Budiman ….. ! Banyak Hadist Hadis Insya Allah Yang Memerintahkan Kita Untuk Menjauhi FITNAH bukan tercebur atau TERJEBAK Ke dalam FITNAH ( UJIAN Tersebut ),
Di dalam kondisi fitnah akhir zaman Seperti sekarang ini ( Wallahu a’lam Bis showaab ) yang memakan korban dan MENUMPAHKAN DARAH , maka hendaklah seseorang itu MENJAUHI FITNAH, sebabagaimana yang dilakukan oleh sebagian sahabat Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam seperti IBNU UMAR , ABU MUSA AL ASY’ARI dan Shahabat yang lainnya Radiallaahu’anhum .

Tatkala DAJJAL keluar, Nabi-shallallahu alaihi wa sallam-mengajarkan umatnya agar BERUZLAH MENJAUH dari FITNAH, beliau bersabda:

مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ مِمَّا يَبْعَثُ بِهِ مِنْ الشُّبُهَاتِ أَوْ لِمَا يَبْعَثُ بِهِ مِنْ الشُّبُهَاتِ.رواه أبو داود
Barang siapa mendengar kedatangan Dajjal maka hendaklah dia MENJAUH darinya, demi Allah sesungguhnya seseorang akan mendatanginya-sementara dia MENGANGGAP dirinya MUKMIN- akhirnya dia mengikutinya disebabkan berbagai SYUBUHAT yang didatangkannya.HR. Abu Daud.
Dalam hadis lainnya Rasulullah bersabda:

سَتَكُونُ فِتَنٌ الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْقَائِمِ وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْمَاشِي وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنْ السَّاعِي وَمَنْ يُشْرِفْ لَهَا تَسْتَشْرِفْهُ وَمَنْ وَجَدَ مَلْجَأً أَوْ مَعَاذًا فَلْيَعُذْ بِهِ.رواه البخاري
Akan terjadi berbagai FITNAH, maka seorang yang DUDUK dalam perkara itu(TIDAK IKUT) LEBIH BAIK dari orang yang BERDIRI, dan yang BERDIRI lebih baik dari yang BERJALAN menyongsongnya, dan yang BERJALAN masih LEBIH BAIK dari yang BERLARI padanya, barang siapa yang LARUT padanya akan TERJEBAK, maka barang siapa yang dapat MENGHINDAR MELARIKAN DIRI darinya HENDAKLAH dia LAKUKAN.
( HR.Bukhari.)
Dalam riwayat MUSLIM dengan tambahan:

أَلَا فَإِذَا نَزَلَتْ أَوْ وَقَعَتْ فَمَنْ كَانَ لَهُ إِبِلٌ فَلْيَلْحَقْ بِإِبِلِهِ وَمَنْ كَانَتْ لَهُ غَنَمٌ فَلْيَلْحَقْ بِغَنَمِهِ وَمَنْ كَانَتْ لَهُ أَرْضٌ فَلْيَلْحَقْ بِأَرْضِهِ قَالَ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ مَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ إِبِلٌ وَلَا غَنَمٌ وَلَا أَرْضٌ قَالَ يَعْمِدُ إِلَى سَيْفِهِ فَيَدُقُّ عَلَى حَدِّهِ بِحَجَرٍ ثُمَّ لِيَنْجُ إِنْ اسْتَطَاعَ.رواه مسلم

Ketahuilah jika FITNAH telah datang maka yang memiliki unta hendaklah membawa untanya MENJAUH, dan barang siapa yang memiliki kambing-kambing hendaklah MENJAUH dengan kambing-kambingnya, yang memiliki tanah hendakah MENDATANGINYA. Maka bertanya seorang laki-laki: Wahai Rasulullah, bagaimana sekiranya dia tidak memiliki,kambing ataupun tanah? Rasulullah menjawab: hendaklah dia MENDATANGI PEDANGNYA dan MEMUKULKAN MATANYA KE BATU hingga TUMPUL ( Wallahu a’lam supaya Pedangnya tidak Bisa untuk Membunuh Saudaranya SEMUSLIM atau Membunuh sesuatu Tanpa Haq atau Alasan Yang Di Benarkan Syari’at ) kemudian BERUSAHA menyelamatkan DIRI. ( HR. Muslim. )
Bersabda Rasulullah-shalllahu ‘alaihi wa sallam-:

إِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا وَهَوًى مُتَّبَعًا وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ يَعْنِي بِنَفْسِكَ(زاد ابن ماجة: فعليك خويصة نفسك) وَدَعْ عَنْكَ الْعَوَامَّ فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامَ الصَّبْرِ الصَّبْرُ فِيهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِمْ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِهِ.رواه أبو داود
Jika engkau melihat KEKIKIRAN yang diperturutkan dan HAWA NAFSU yang dijadikan PANDUAN dan dunia yang DIDAHULUKAN dan tatkala tiap orang BANGGA dengan PENDAPATNYA, maka hendaklah ENGKAU dengan DIRIMU (Ibnu Majah menambahkan: hendaklah engkau dengan orang-orang khususmu) dan TINGGALKAN manusia, sesungguhnya dibelakang kalian akan datang hari-hari SABAR, dan KESABARAN padanya seperti MEMEGANG bara api, bagi orang yang BERAMAL diwaktu itu seperti ganjaran lima puluh orang yang beramal seperti amalannya. ( HR.Abu Daud ).

dalam tambahan lainnya Abu Daud meriwayatkan:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْهُمْ قَالَ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْكُم
Wahai Rasulullah sama dengan ganjaran lima puluh orang dari mereka? Beliau bersabada: seperti ganjaran lima puluh orang dari kalian ( Para shahabat radiallahu’anhum ) .
Dan dalam riwayat yang lain di sebutkan ,
sebagaimana diriwayatkan dari Hudzaifah: “Bahwasanya ketika manusia bertanya kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan, aku bertanya kepada beliau tentang KEJELEKAN, karena khawatir akan menimpa diriku, maka aku berkata, “Wahai Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam sesungguhnya kami dahulu dalam keadaan jahiliyah dan KEJELEKAN, maka Allah datangkan kepada kami KEBAIKAN, maka apakah setelah KEBAIKAN ini ada KEJELEKAN?” Beliau menjawab, “Ya”. Maka aku berkata, “Apakah setelah KEJELEKAN itu ada KEBAIKAN?” Beliau menjawab, “YA, tapi padanya ada DAKHAN (kotoran)”. Aku berkata, “Apa DAKHANNYA?”. Beliau menjawab, “Kaum yang mengerjakan SUNNAH bukan dengan SUNNAHKU, dan memberi PETUNJUK BUKAN dengan PETUNJUKKU, engkau kenali mereka tapi engkau ingkari”. Maka aku berkata, “Apakah setelah KEBAIKAN tersebut akan muncul KEJELEKAN lagi?” Beliau menjawab, “YA, adanya Dai-Dai yang berada di atas pintu Jahannam, barangsiapa yang memenuhi panggilannya akan dilemparkan ke Neraka Jahannam”. Aku berkata, “Wahai Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam terangkan ciri-ciri mereka”. Beliau berkata, “Mereka adalah suatu kaum yang KULITNYA sama dengan KULIT kita, BAHASANYA juga sama dengan BAHASA kita”. Aku berkata, “Apa yang engkau perintahkan jika aku mengalami JAMAN seperti itu?” Beliau berkata, “BERPEGANGLAH dengan jama’ah muslimin dan imam mereka”. Aku bertanya, “Bagaimana jika tidak ada JAMA’AH dan IMAM?” Beliau menjawab, “Tinggalkan semua FIRQAH ( GOLONGAN, ALIRAN ), meskipun kamu harus menggigit AKAR POHON hingga kamu MATI dan kamu dalam keadaan seperti itu .”
( Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya, 3606, Muslim dalam Shahih-nya (1847), Imam Ahmad dengan panjang (V/386), 403 dan secara ringkas (V/391,396), dengan ringkas dengan lafazh-lafazh yang berbeda-beda (V/494), Abu Dawud As-Sijistani (3244), dengan lafazh berbeda (4246) dan An-Nasa’I dalam Al Kubra (V/17,18). )
Dan Di dalam Riwayat Yang Lain Di Sebutkan Bahkan Di tegaskan Secara tidak langsung agar Kita Menghindari FITNAH terutama Fitnah PEPERANGAN antar atau SESAMA KAUM MUSLIMIN Sebagaimana hadis yang akan di Paparkan Berikut ini insya Allah :
Telah menceritakan Kepadaku Abu kamil Fudhoil Ibnu Husain Aljahdary , telah Menceritakan kepada kami hammad Ibnu Zaid dari Ayyub dan Yunus dari Hasan dari Ahnaf Bin Qois lalu ia Berkata aku keluar dan sedangkan aku menginginkan laki-laki itu kemudian Menemuiku Abu Bakrah lalu ia ( Abu Bakrah Berkata ) Mau kemana engkau wahai Ahnaf ( bin Qois ) aku ingin MENOLONG anaknya paman Rasulullaah shallallaahu’alaihi wa sallam yaitu ALI Radiallaahu’anhu lalu ia ( Abu Bakrah berkata kepadaku ) PULANGLAH karena sesungguhnya aku mendengar Rasulullaah shallallaahu’alaihiwasallam bersabda …” Bila DUA orang MUSLIM berhadapan dgn pedang, PEMBUNUH & yg DI BUNUH ada dineraka. Aku berkata: Atau dikatakan: Wahai Rasulullah ( Shallallaahu’alaihi wa sallam ) , ia yg membunuh (pantas masuk NERAKA), lalu bagaimana dgn yg DIBUNUH ?
Beliau menjawab ( Shallallaahu’alaihi wa sallam ): Sesungguhnya ia ( Yang DI BUNUH Bila Masih Hidup ) ingin membunuh KAWANNYA ( Sesama MUSLIM ). ( H.R. Muslim No 5139 ).

Wallahu a’lam Bis Showaab

Leave a comment